Kamis, 03 Juli 2014

Kualitas Pengeringan tradisional dengan bantuan Matahari dengan mesin Driyer

  Kualitas pengeringan mempengaruhi rendemen,untuk pengeringan tradisional yang mengandalkan sinar matahari ,rata rata petani mengunakan kadar air dikisaran 15% s/d 17%. Pengaruhnya pada beras adalah pada saat beras dimasak, nasi akan cepat basi.

Perbandingan kualitas lainnya adalah hasil nya, pengeringan dengan mesin driyer akan menghasilkan broken (beras patah) dibawah 20% sedangkan dengan pengeringan tradisional kadar brokennya diatas 25%. Mengapa..?
Karena pengeringan tradisional yang mengunakan sinar matahari tentu tidak bisa secara kontinyu suhunya. Suhunya turun naiknya tidak bisa di setel. Pada saat pukul 10 s/d 12 masih sekitar 50 derajat dan pada saat pukul 14 matahari mencapai titik kulminasi suhunya dikisaran 70 derajat.karena turun naiknya inilah yang menyebabkan beras patah atau retak retak. Selain itu waktu penjemuran biasanya 3 hari.
Di daerah Tuban (leran) orang disana menyukai penjemuran tradisional, menurut mereka pengeringan dengan mesin driyer kualitasnya jelek. Setelah kami selidiki ternyata anggapan mereka di dasarkan pada pengalaman mengeringkan dengan menyewa driyer. Di daerah Tuban memang ada penyewaan driyer.
Kami akhirnya mencari tahu kepada siapa biasanya mesin mesin driyer itu di maintenance. Dan dapat...
Menurut karyawan bengkel suhunya memang diset pada suhu diatas 70 derajat supaya cepat kering kadar airnya 12% , dan cepat ganti penyewa lainnya, inilah akar masalahnya. Di tempat kami bekerja suhu diatur dikisaran 50 s/d 60derajat, lama pengeringan 27 s/d 30 jam kadar air 14 s/d 14,5%. 
Ada perbedaan hasil antara pengeringan keduanya pengeringan hasil driyer setelah turun dari driyer dan menginap kadar airnya akan naik 0,5% sedangkan pengeringan tradisional kadar airnya akan tetap. Kalo ada pertanyaan baik mana pengeringan driyer atau pengeringan tradisional...? Jawaban saya adalah hasil Driyer.Karena kita bisa mengontrolnya......

beras hasil driyer





Tidak ada komentar: